Jumat, 13 Juni 2008

PENGALAMAN DI PELABUHAN BENOA, DENPASAR BALI


Ini adalah kisah saya ketika mengambil satu paket kontener di pelabuhan terbesar di bali, Benoa..

Pagi yang indah, diiringi siulan burung pipit,membuat perasaanku pagi itu sangatlah menyenangkan.saya mencuci muka, agar membuka mata yang masih setengah mengantuk.Ku hampiri anjing2ku yang satu jenis golden, dan yang satu jenis terier untuk menyapa dan memberi mereka kalvidog semacam vitamin. Tidak berapa lama, telpon dirumah berdering, ternyata itu dari ayah saya. Dia memberi kabar, bahwa kontener yang dikirim seminggu yang lalu dari Kendari telah sampai di bali. Segera saya menghubungi pihak MERATUS untuk memastikan apakah kontener itu telah sampai. Ternyata setelah dikonfirmasi, MERATUS mengatakan bahwa kapal yang mengangkut kontener tersebut telah sampai kemarin sore. Ini adalah hal pertama yang mengindikasikan ketidak profesionalan MERATUS. Tidak memberitahu bahwa kapal telah sampai dibenoa. Lanjut, saya akhirnya pergi ke kantor MERATUS untuk mengurus dokumen surat2 mengenai pengiriman ini. Kebetulan isi kontener itu ada mobil ditambah barang pindahan (spt:meja,kursi,kaksur,dll). Siangnya Di kantor MERATUS lagi2 saya mendapatkan kekecewaan ternyata setelah diperiksa dokumen perjalanannya, saya mesti membayar ongkos bongkar kontener dipelabuhan ketika kapal tiba kemaren. Saya berpikir ”lha, kok mesti ada bayar2 lagi yang namanya kita ngirim barang kan tinggal beres aja?”itu pun saya kena bayaran sebesar 100rb. Ya sudahlah, biar cepet, saya bayar aja. Soalnya saat itu siang jam 2 mana jarak dari rumah ke MERATUS jauh lagi. Jadi biar cepet kelar, tak bayar aja. Setelah itu saya disuruh ke Pelabuhan Benoa, disana saya disuruh melapor ke pihak meratus benoa.setelah dicek kelengkapan, saya disuruh melapor ke KP3, alasannya katanya isi kontener ini adalah mobil, takutnya mobilnya ada masalah. Ya udah, karena emang mobil tidak ada masalah, saya pede aja ke KP3. sampai disana saya disuruh langsung ketemu dengan Kanitresersenya( dalam hati, ngapain ke kanitreserse?emang saya penjahat? ) nama nya pak Ketut Subadi, dengan gaya wibawa polisi dia menanyakan maksud kedatangan saya, saya pun menerangkan, sampai akhirnya kita pergi menuju kontener yang akan saya bongkar. Didalam perjalanan, dia sempat menanyakan latarbelakang saya (kuliah dimana, ortu kerja apa, dll) mungkin sekedar basa basi. Nah, setelah sampai di kontenernya, saya pun membongkarnya, barang dimasukan di mobil pickup yang telah saya sewa, dan yang terakhir adalah mobilnya. Mobil ini kebetulan akinya dicabut selama perjalanan dari Kendari. Nah, otomatis kita harus memasang aki tersebut, ketika lagi masang aki, orang MERATUS dan pak Kanitreserse tadi ngobrol seperti ini ” ini pak, saya nyuruh ke bapak kanitreserse, soalnya orang ini ga mau make buruh pelabuhan. Maunya bongkar langsung, ya udah biar dia tau rasanya gimana berurusan sama KP3”. Wah denger kayak gitu, saya ya cuek aja. Ga pa2 lah repot dikit,yang penting ga banyak ngeluarin uang. Nah setelah aki dipasang, dan mobil nyala, orang MERATUS deketin saya, dia mengatakan ”mas, biasanya habis ginian mas harus ngasi ke polisinya uang makan2 biasa seh 50rb. Disini udah tradisi.”. saya pun balik bilang ” saya mau , yang ngomong langsung pak Kanitresersenya.” setelah saya ngomong gitu, saya pun dipanggil sama pak Kanit ”mas, mobil udah bisa anda bawa pulang, tapi setidaknya saya minta uang makan2 yah standar 100rb lah..disini udah biasa kayak gitu”. Saya pun menjawab ” oh gitu ya pak?Ok, saya kasi uangnya, kalo pak Kanit yang minta saya bisa pertanggungjawabkan ke ayah saya, biar dia nanti tau bahwa disini ada pungutan seperti ini”. Sekedar tau, bahwa ayah saya seorang dokter yang sedikit banyak dekat dengan petinggi2 di kepolisian. Setelah saya melapor ke ayah saya ada kejadian begitu, maka di pun bercerita dengan salah satu temannya yang ada dipoltabes. Setelah itu, saya tidak tau bagaimana selanjutnya.

Jadi cerita yang saya sajikan tadi mungkin akan bermanfaat bagi anda yang mungkin nantinya akan mengirim kontener ataupun lain halnya, agar waspada, bahwa pungutan liar merjalela. Sekalipun itu polisi atapun pihak MERATUS nya sendiri.